Detail Makarya

SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS PRODI BK 2022

SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS PRODI BK 2022

“Kecerdasan Budaya dan Praktik Bimbingan dan Konseling di Era Society 5.0” menjadi tema pada Seminar Nasional & Call For Papers yang diselenggarakan oleh Prodi Bimbingan dan Konseling dibantu oleh himpunan mahasiswa program studi bimbingan dan konseling (HMP BK) pada Kamis, 14 Juli 2022 pukul 08.00 s/d selesai, dan acara ini dibuka oleh dekan FKIP yaitu Dr. Esti Setiawati, M.Pd. Sub tema Call For Papers ada enam (6) yaitu: BK Multibudaya, BK di Era Society, Pendidikan Karakter, Teknologi Informasi BK, Media BK, dan Keterampilan Dasar Konseling.

Prodi bimbingan dan konseling menghadirkan tiga (3) narasumber sekaligus, Pemateri-pemateri di Seminar Nasional tahun 2022 ini sangat luar biasa. Pemateri pertama yaitu Prof. Dr. Suwarna Dwijonagoro, M.Pd sebagai Guru Besar Pendidikan Bahasa Jawa Universitas Negeri Yogyakarta, pemateri kedua yaitu Dr. Heru Mugiarso, M.P.d, Kons sebagai Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling S1, S2, S3 dan PPK BK Universitas Negeri Semarang, dan pemateri yang ketiga yaitu Dr. (Cand.) Iis Lathifah Nuryanto, M.Pd sebagai Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Yogyakarta. Acara ini dipandu juga oleh moderator yang sangat luar biasa yaitu Amir Hidayat, S.Pd sebagai Alumni Mahasiswa BK UPY angkatan 2013 dan Guru BK di SMAN 3 Purwokerto).

Materi yang disampaikan pun sangat bagus dan menarik untuk dibahas. dengan para peserta seminar nasional yang mayoritasnya mahasiswa. Materi yang pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Suwarna Dwijonagoro, M.Pd mengenai “Peran Budaya dalam Bidang Pendidikan di Era 5.0” yang mana Kristalisasi nilai-nilai budaya tidak mudah lapuk kena hujan dan lekang terkena panas. Nilai-nilai cenderung bersifat abadi walaupun iptek terus berkembang. Karena sikap megalomania manusia (senang bermegah dengan hal-hal yang baru) nilai-nilai lama cenderung diabaikan. Oleh karena itu, trahing Jawi tidak perlu kerut larut oleh ombyaking jaman, ngeli tetapi tidak keli. Caranya dengan memanfaatkan kemajuan iptek untuk merestorasi, mengeksplorasi, dan mempublikasi nilai-nilai budaya lokal menuju kancah pergaulan budaya global seperti musik hip hop Jawa(https://www.youtube.com/watch?v=pNa0VDGLZfU), wayang hip hop, IoT (Internet of Thing). Manfaatkan teknologi untuk mengembangkan budaya Jawi, membina budi pekerti dan praktik baik sesuai dengan amanat UU No.5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Materi yang kedua disampaikan oleh Dr. Heru Mugiarso, M.Pd, Kons mengenai “Kompetensi Multikultural dalam Konseling Lintas Budaya” yang menjadi pokok bahasannya yaitu isu multikultural dalam latar masyarakat plural, konsep dasar konseling lintas budaya dan permasalahan, serta pengembangan kompetensi multikultural. Keterampilan multikultural yang relevan menurut Sue dan Arredondo, ada 2 butir keterampilan yang relevan untuk dikembangkan pada pelayanan BK di sekolah kita, yakni: 1. Keterampilan Guru BK sebagai Pribadi Multikultural, 2. Keterampilan Guru BK dalam menyampaikan materi pengembangan kompetensi multikultural kepada peserta didik melalui berbagai format layanan (klasikal, kelompok dan individual). Metode Pengembangan Kompetensi Multikultural Siswa dari berbagai metode yang ada, hasil riset membuktikan bahwa metode yang paling efektif antara lain dengan menggunakan Experiential Learning yakni pembelajaran melalui penyajian pengalaman langsung kepada peserta didik. Teknik dalam Experiential Learning ada Problem solving, Personal development, Work and community placement, Activity Based, dan Project work.

Materi yang ketiga disampaikan oleh Iis Lathifah Nuryanto, M.Pd mengenai “Literasi Digital dalam Bimbingan dan Konseling” ada 4 pilar literasi digital yaitu cakap bermedia digital, budaya bermedia digital, etis bermedia digital, dan aman bermedia digital. Literasi digital dalam layanan bimbingan dan konseling menurut Bariyyah & Permatasari (2019) menyatakan bahwa jika konselor sekolah tidak mau mempelajari keterampilan layanan media secara online, citra mereka akan semakin buruk, terlihat buta teknologi, terlalu kaku dan tidak akan berkembang. Literasi digital dapat diasumsikan sebagai kompetensi penunjang agar konselor sekolah memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memilah sumber-sumber digital, untuk mempermudah dalam mengembangkan media layanan agar lebih relevan dengan era digital saat ini. Sejatinya Pendidikan yaitu: membuat individu dari apa adanya menjadi yang seharusnya. Sering dulu, baru sharing (bijak dalam menggunakan media sosial dan bijak dalam bertukar informasi).

Setelah seminar nasional selesai dilanjut dengan call for papers yaitu sebuah wadah bagi para peneliti untuk mempublikasikan hasil penelitian mereka. Dalam seminar nasional ini, hasil penelitian akan dipublikasikan dalam skala nasional dan dibukukan dalam prosiding ber-ISBN, dengan jumlah enam (6) presentator. Acara call for papers dipandu oleh bapak Taufik Agung Pranowo, M.Pd selaku dosen bimbingan dan konseling Universitas PGRI Yogyakarta. (Jurnalistik HMP BK UPY)

baca juga: https://www.upy.ac.id/berita/accounting-talk-show-prospek-karir-seorang-akuntan-di-masa-depan

baca juga: https://www.upy.ac.id/berita/fkip-upy-kembali-sambut-doktor-baru